Kesalahan

Tidak Enaknya Kesalahan Atau Siksa Dari Dosa


Merasa salah atau merasa kotor itu mengarahkan kepada menelaah keadilan kodrat.

Menelaah atas keadilan kodrat itu mengarahkan kepada menelaah kesalahan diri sendiri, yang disebut merasa.

Jika bertemu dengan sesuatu yang tidak mengenakkan hati, ingatlah bahwa itu : Bagian luar, tidak menjadi sesuatu bagi : yang di dalam. Sedangkan intinya : Walau pun ada gunung meletus dan perang bharata Yudha sekali pun, itu bagian luar saja.

Jika menemui sesuatu yang tidak mengenakkan hati, ingatlah, bahwa yang tidak mengenakan itu sebenarnya adalah PERBUATAN DARI HATI ITU SENDIRI, bukan dari “ YANG ADA DI LUAR HATI.

Jika mempunyai dasar batin yang benar dan bersih yang sebenarnya, tidak mungkin tidak merasa enak. Sedangkan bersih itu, ada yang bersih bagi : Urusan luar, ada yang bersih urusan dalam.

Jika menemukan sesuatu yagn tidak mengenakan hati, ingatlah bahwa adanya siksaan itu karena dosa, Artinya : Menjadi adanya tidak enak itu berasal dari kesalahan. Tidak mungkin jika bukan karena dosa, atau : tidak mungkin tumbuhnya tidak enak itu disebabkan karena benar dan bersih.

Tidak usah terlalu jauh menelusuri dosa yang sudah lama terjadi. Dosa yangs ekarang ini saja yang sudah jelas (ketika sedang mengalami tidak enak saja).

Bentuk dosanya adalah : Mengapa harus merasakan yang membuat tidak enaknya hati, padahal itu sudah jelas membawa masuk kepada tidak enak, mengapa tidak menghindar saja. Apakah itu bukan kesalahan? Karena kesalahan, apakah tidak menerima siksaannya? Kesimpulannya : Yang memerintah untuk menjalani yang membuat tidak enaknya hati itu tadi.

Jika menemukan sesuatu yang tidak mengenakan rasa hati, sudahlah, jangan bertanya lagi, tentu karena berasal dari gerak hatinya sendiri yang menyebabkan menjadi susah, (salah dalam perbuatan), menyimpang dari benar yang sebenarnya, yaitu benarnya bagian dalam, bukan benar bagi bagian luar. Tanda bahwa itu salah : Terbukti menjadi ujud yang tidak mengenakan hati itu tadi.

Jika menemukan sesuatu yang tidak mengenakan hati, dan tidak bisa menyimpulkan seperti penjelasan di atas itu, karena memang benar-benar sulit.

Ingatlah : Apakah “TIDAK BISA” itu bukan suatu kesalahan? Apakah “Tidak bisa” atau “yang sulit” itu akan dijadikan pedoman untuk menghindar dari kesalahannya itu?. Tidak mengetahui bahwa “Tidak bisa” dan “Sulit” itu sudah termasuk merupakan kesalahan? Artinya : Itulah adalah wilayahnya salah, atau anak keturunannya kesalahan. Sehingga yang diingat : hanya karena “BELUM TAHU” saja atas kesalahannya. Sedangkan “Tidak tahu: itu adalah anak cucu dari kesalahan juga.

Jika bersjumpa lagi dengan sesuatu yang tidak mengenakan hati. Jangan hanya mengetahui saja : Yang ada di luar hati. Ketahui juga : yang ada di dalam hati, yaitu di dalam hatinya sendiri (Jangan mengingat-ingat YANG DIRASA-RASAKAN, Ingatlah YANG DIGUNAKAN untuk merasakannya).

Jika menemukan sesuatu yang tidak mengenakan hati, bertanyalah kepada pikirannya sendiri, apakah TIDAK ENAK itu bermanfaat? Jika bermanfaat, seharusnyalah giat dalam menjalaninya.

Jika sudah mengerti : bahwa tidak ada gunanya, namun jika diterjang, itu salah siapa? Menurut ilmu luar saja, sudah bertanya sebagai berikut : Yang bermanfaat itu IKHTIARNYA atau KECEWANYA?

Jika menemukan sesutu yang tidak mengenakan hati. Jika belum bisa ditemukan atas kesalahan sebagai penyebabnya, itu berarti masih salah dalam mencarikesalahannya. Tanda salahnya : Karena belum bisa menemukannya itu tadi.

Jika menemukan sesuatu yang tidak mengenakan hati, namun ternyata karena atas kesalahan orang lain diluar hati dan sudah disepakati oleh orang banyak bahwa seharusnya atau sebenarnya memang tidak enak (karena sudah menjadi pemahaman umum) ingatlah saja bahwa itu menjadi sebutan “benar”, belum menjadi benar yang sebenarnya.

Yang di maksud dari buku ini : BENAR YANG SEBENARNYA, bukan hanya BENAR saja. Benar itu hanya untuk urusan luar. Sedangkan “Benar yang sebenarnya” itu untuk urusan dalam. Jika hanya menerima yang biasa saja, tidak usah membicarakan urusan dalam (batin) Karena hal itu akan dihindari oleh yang mencari : Benar yang sebenarnya yang sulit teramat sulit untuk menempuhnya.

Jika menemukan sesuatu yang tidak mengenakan hati, cobalah bertanya kepada Budi-nya sendiri APAKAH RASA JATI IKUT MERASA TIDAK ENAK, KARENA SUDAH BENAR, PADA UMUMNYA DAN KESEPAKATAN MANUSIA SEDUNIA. Tentu tidak. Karena rasa jati belum tentu menganggap baik atas yang sudah dianggap baik oleh rahsa.

Jika menemukan sesuatu yang tidak mengenakan hati, ingatlah kepada kata-kata : “CINTA itu bisa membutakan”. Rasa tidak enak itu karena “Terbelenggu cinta kepada dirinya sendiri”. Itu, yang membutakan hati. Butanya hati : Lupa bahwa diri sendiri itu bukan benar yang sebenarnya atas keadaan yang tertuju atas rasa Cinta dari yang memenuhi dunia.

Jika menemukan sesuatu yang tidak mengenakan hati, TANYAILAH DIRIMU SENDIRI : Wahai..... pencari, tunjukan kemampuanmu, karena sekarang aku sedang mengalami yang tidak enak. Apalah gunanya aku mencari ilmu batin, jika rasa senangku hanya jika : Mendapatkan apa yang pada umumnya menyenangkan atau : Susah jika menemukan yang menyusahkan. Jika hanya pada umumnya hanya seperti itu saja. Tidak ada gunanya mencari ilmu batin.

Lanjut baca

loading...