Syurga dan Neraka

Adanya Surga Dan Neraka

Merasakan atau ingat, terhadap kebaikan Tuhan, itu disebut, mengetahui cara bersyukur.

Merasakan atau mengingat-ingat terhadap kebaikan sesama makhluk hidup, itu disebut mengetahui cara berterima kasih.

Mengetahui cara bersyukur, itu berarti, menyampaikan rasa berterima kasih kepada Tuhan.

Mengetahui selalu mendapat kebaikan dari sesamanya, itu berarti merasa telah menerima kebaikan dari sesamanya.

Mengetahui cara bersyukur itu, adalah lawan dari mengeluh, resa, khawatir, merasa kurang beruntung dan sebagainya.

Mengetahui cara berterima kasih dan selalu bersyukur itu sering salah dalam penerapannya, karena keduanya itu adalah bermakna MERASA TELAH MENERIMA KEBAIKAN.

Mengeluh, resa, khawatir, merasa kurang beruntung, itu mengandung makna merasa TIDAK ADIL atas Takdir Tuhan yang menimpa dirinya.

Muak, tidak enak hati atau marah itu berarti, menganggap tidak adil atas perbuatan orang lain terhadap dirinya.

Tanda-tanda orang yang sudah dewasa, MANUSIA SEJATI, itu PERTAMA : Jika selalu merasa bersyukur, jarang mengeluh, KEDUA : Jika selalu merasakan atas kebaikan orang lain dan jarang marah-marah.

Ciri-ciri orang yang belum dewasa MANUSIA YANG SEJATI, itu, PERTAMA : Jika sering berkeluh kesah, jarang bisa memaknai rasa bersyukur. KEDUA, Jika selalu mengingat-ingat kejelekan orang lain. Dan jarang ingat kepada kebaikan orang lain.

Senang menghitung-hitung kebaikan Tuhan itu mempengaruhi banyak bersyukur dan, jarang mengeluh.

Senang menghitung-hitung kebaikan orang lain, itu mempunyai daya menyebabkan suka berterimakasih kepada sesamanya, dan jarang susah di dalam perasaannya.

Seseorang yang membiasakan diri bersyukur dan berterimakasih itu mempercepat kedewasaan dari sifat manusianya yang sejati.

Seseorang yang membiasakan berkeluh kesan dan marah-marah memperlambat kedewasaan dari sifat manusianya yang sejati.

Seseorang yang merasakan bersyukur dan menerima kenyataan dirinya akan mendapatkan ketenangan hati, ketenteraman hati dan terang daya berpikirnya.

Orang yang merasakan atas rasa syukurnya dan rasa berterima kasih itu di dalam hatinya ketempatan biji yang dayanya menumbuhkan dingin dan terang. Biji tersebut yang menarik menuju ke dalam surga.

Seseorang yang selalu merasa berkeluh kesah dan selalu marah maka di dalam hatinya akan ditumbuhi biji yang dayanya berhawa panas dan gelap. Biji tersebut itu yang menarik adanya Neraka.

Surga dan neraka itu, sebenarnya adalah RASA PERASAAN bukan TEMPATNYA.

Surga itu bersal dari RASA yang sejuk dan terang (Rasa enak), Neraka itu berasal dari RASA yang panas dan kegelapan (Rasa tidak enak).

Seseorang yang selalu tenang hatinya itu, akan selalu digiring ke Surga.

Seseorang yang hatinya selalu panas dan gelap, selalu digiring ke neraka.

Rasa sejuk dan terang, dan rasa panas dan gelap itu disebut : Alam Sahir, sedangkan Surga – Neraka itu : disebut alam Kabir.

Sehingga, alam Kabir itu, bermakna : Kelanjutan dari rasa dan perasaan.

KEBERADAAN alam Kabir : berasal dari ADANYA alam Sahir, akan tetapi keberadaannya bersamaan.

Hilangnya alam Kabir, karena hilangnya alam Sahir. Akan teapi terjadi hilangnya itu, bersamaan.

Semua manusia itu, bisa membuat Surga dan bisa membuat Neraka.

Surga buatan itu, yang bisa merasakannya hanya bagi yang membuatnya itu sendiri. Sedangkan orang lain yang tidak ikut membuatnya : Tidak akan bisa ikut merasakannya.

Neraka buatan itu, yang bisa merasakannya hanya bag yang membuatnya itu sendiri, Yang tidak ikut membuatnya, tidak bisa ikut merasakannya.

Manusia yang sedang mengalami alam surga : Tidak percaya bahwa neraka itu ada. Hanya surga yang dikiranya yang ada. Karena perasaan bagi yang sedang berada di surga, dimana-mana pun tempatnya, adalah surga semua. Di seluruh dunia walau di cari pun tidak akan bisa ditemukan yang bernama neraka. Tidak ada tempat walau sebesar lubang jarum yang ada nerakanya.

Singkat kata : Angkasa raya yang luasnya tidak berbatas : Semuanya berisi kesenangan yang menerangi hati. Semua isi dunia tidak ada yang tidak menyenangkan hati, dan tidak ada yang tidak membuat terangnya hati. Semua yang terlihat semuanya menyenangkan dan menerangi hati.

Manusia yang sedang mengalami alam neraka, tidak akan percaya bahwa surga itu ada. Hanya neraka saja yang dikiranya ada. Karena didalam perasaanya bagi yang sedang berada di neraka : Dimana pun saja, neraka semua. Walau pun dicari di seluruh dunia, tidak ada yang bernama surga.

Singkat kata : Angkasa raya yang luasnya tidak berbatas : Semuanya berisi rasa panas, kebingungan, gelisah dan membuat gelap pikirannya.. Semua isi dunia tidak ada yang tidak membuat panas dan kesusahan hati,. Semua yang terlihat membuat kesusahan dan memanaskan serta membuat gelap perasaan.

Seseorang yang sedang merasakan surga; mengapa mengira bahwa neraka itu tidak ada : itu bagaikan manusia yang masih di alam dunia. .Ketika tidak mempercayai bahwa surga dan neraka itu memang ada. Dikiranya hanya alam dunia ini saja yang ada. Karena di seluruh dunia yang tanpa batasa, walau pun dicari : tidak ada tempat selebar lobang jarum yang ada surga dan nerakanya. Yang ada hanya keduniaan saja.

Seseorang yang sedang merasakan neraka, mengapa tidak mempercayai bahwa surga itu ada : itu tidak berbeda dengan manusia yang masih berada di alam dunia : Ketika tidak percaya bahwa alam halus itu ada. Karena, walau pun dicari di seluruh dunia tidak akan bisa ditermukan yang bernama Alam Kehalusan.

Jika ada yang bertanya : “Apakah surga dan neraka itu ADA atau TIDAK?”, itu sebaiknya kepada yang bertanya diminta terlebih dahulu untuk berpikir tentang arti kata ADA dan TIDAK ADA, itu ada artinya atau tidak ada artinya.

Jika sudah mengerti arti kata ADA dan kata TIDAK ADA, barulah akan bisa mengerti, bahwa surga itu memang benar adanya bagi orang yang mengalaminya. TIDAK ADA : bagi yang tidak mengalami. Neraka itu ADA bagi yang mengalami. TIDAK ADA : bagi yang tidak mengalami.

Di bawah ini, jadikanlah sebagai contoh:

Suara itu, ada atau kah tidak? Bagi yang memiliki pendengaran menyebutnya : ADA, Bagi yang tidak memiliki pendengaran : Menyatakan TIDAK ADA.

Suasana terang, segala rupa dan warna, itu ADA apa TIDAK ADA?. Bagi yang memiliki penglihatan menyebutnya ADA. Bagi yang tidak memiliki penglihatan : Menyebutnya TIDAK ADA.

Surga itu, ADA ataukah TIDAK? Yang memiliki perasaan terang dan dingin, (Enak) menyebutnya ADA. Yang tidak memiliki perasaan terang dan dingin, menyebutnya : TIDAK ADA.

Neraka itu, ADA ataukah TIDAK? Yang memiliki perasaan Gelap dan rasa skit (tidak enak): Menyebutnya ADA. Yang tidak memiliki, Menyebutnya TIDAK ADA.

Dunia ini, ada apa tidak, Yang memiliki ingatan dan memiliki rasa perasaan : Menyebutnya ADA. Yang tidak memiliki daya ingat dan tida memiliki rasa perasaan mengatakan TIDAK ADA.

Tuhan itu ADA apa TIDAK? Yang memiliki budi dan rasa : menyebutkan ADA, yang tidak memiliki BUDI dan RASA : Mengatakan TIDAK ADA. Contoh lainnya :

Buah pare itu enak ataukah tidak? Yang senang memakannya, mengatakan enak. Yang tidak mau memakannya mengatakan tidak enak.

Si naya baik atau buruk? Yang menyenanginya mengatakan baik. Yang membencinya mengatakan buruk. Begitulah seterusnya.

ooOOoo

SERAT WULANG REH : WIRANGRONG

1

Den samya marsudeng budi, // wiweka dipunwaspaos, // aja dumeh dumeh bisa muwus, // yen tan pantes ugi, // sanadyan mung sakecap, // yen tan pantes prenahira.

Berusahalah memperbaiki budi pekerti // pertimbangan harus di dahulukan // jangan hnnya karena bisa berbicara // jika hal itu tidak pantas // walau hanya sepatah kata // jika tidak tepat penempatannya.


2

Kudu golek mangsa ugi, // panggonan lamun miraos, // lawan aja age sira muwus, // dununge den kesthi, // aja age kawedal, // yen durung pantes rowangnya.

Harus mencari waktu yang tepat itu seharusnya // tempatnya juga harus diperhitungkan jika ingin bicara // penempatannya harus tepat // jangan segera diucapkan // jika belum pantas siapa teman bicaranya.


3

Rowang sapocapan ugi, // kang pantes ngajak calathon, // aja sok metua wong calathu, // ana pantes ugi, // rinungu mring wong kathah, // ana satengah micara.

Teman bertutur kata // yang pantas diajak membicarakan sesuatu // jangan sembarang bicara // ada yang tidak pantas juga // jika didengar oleh orang banyak // ketika sedang berbciara.


4

Tan pantes akeh ngawruhi, // mulane lamun miraos, // dipun ngarah-arah ywa kabanjur, // yen sampun kawijil, // tan kena tinututan, // mulane dipun prayitna.

Tidak pantas jika banyak yang mendengarnya // sehingga jika ingin bicara // dipertimbangkan terlebih dahulu jangan sampai sembarang bicara // jika ucapan telah keluar // tidak bisa ditarik kembali // maka dari itu berhati-hatilah dalam berbicara.

Lanjut baca
loading...